BAB 7
TIGA PILAR ORGANISASI PEMBELAJAR
Makna Perubahan Organisasi
Perubahan berarti kemampuan organisasi untuk beradaptasi menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan bisnisnya. Perubahan organisasi merupakan suatu upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya yang dapat dicapai melalui proses transformasi cara berfikir atau transformasi model mental dari para anggotanya.
Dapat disimpulkan bahwa organisasi pembelajar dapat dipandang sebagai suatu system, yang memiliki karakteristik-karakteristik utama sebagai berikut :
- Dibangun oleh masyarakat dewasa, yaitu kumpulan dari para karyawan yang memiliki kualitas sebagai manusia dewasa.
- Memiliki “habitat” belajar yang subur untuk “tumbuhnya” masyarakat yang dewasa, serta mampu mempercepat proses transformasi pengetahuan dari proses belajar individual menuju proses belajar organisasional.
- Memiliki daya transformasi pengetahuan, melalui mekanisme berbagi visi, berbagi model mental dan berbagi pengetahuan.
Maka organisasi pembelajar akan dijelaskan melalui dua konsep :
- Konsep tiga pilar organisasi pembelajar, yang menjelaskan bagaimana terjadinya proses belajar dan proses transformasi pengetahuan (kompetensi individual) dari hasil belajar individual manjadi disiplin organisasi pembelajar (human capital) sebagai hasil belajar organisasional.
- Konsep bangunan organisasi pembelajar, menjelaskan tentang elemen-elemen organisasi pembelajar yang berpengaruh dalam mendukung, memfasilitasi, mempercepat atau melindungi terjadinya proses pertumbuhan dan akumulasi disiplin organisasi pembelajar (human capital).
Konsep tiga Pilar Organisasi Pembelajar
Untuk menjamin terjadinya proses belajar dan proses transformasi pengetahuan dari hasil belajar individual menjadi disiplin organisasi pembelajar dibutuhkan tiga pilar organisasi pembelajar :
- Pilar belajar individual
Konsep manusia pembelajar menjelaskan secara implicit bahwa manusia memiliki kemampuan untuk belajar dan berubah, baik secara fisik maupun mental.Untuk menjalankan misi hidupnya, setiap manusia sudah dibekali dengan unsure jasmani, pikiran dan kalbu, sehinnga ia mampu olah piker (single loop learning) dan olah kalbu (double loop learning),sekaligus mampu merealisasikan buah pikirannya dan pada akhirnya ia mampu belajar memperbaiki atau meningkatkan kualitas pengetahuan, sikap dan perilakunya dan mampu membangun karya dan legenda tentang dirinya.
Proses belajar individual dapat terjadi melalui proses belajar horizontal (olah piker = single loop learning) dan proses belajar vertical (olah kalbu = double loop learning) yang dilakukan secara siklikal dan berkelanjutan.
Proses olah pikir terjadi dalam empat taha proses belajar yaitu:
- Proses kontemplasi (observasi), tahap ini merupakan tahap pembentukan pola imajinasi tentang permasalah atau fakta, yang dilakukan dengan menggunakan instink dan kesadaran yang dimilikinya (outside-in-down)
- Proses refleksi diri, tahap ini merupakan tahap awal dari proses pemberian makna, dimana manusia berusaha untuk memahami makna yang tersirat dalam informasi yang dimilki atau diperoleh dari lingkungannya.
- Proses cara pandang dan cara berpikir, proses olah piker dapat meningkatkan perubahan cara pandang dan cara berpikir dalam dua tingkatan pemahaman pengetahuan,yaitu :
a. Tingkatan tahu bagaimana (know how) memnyebabkan ia tahu bagaimana memanfaatkan atau mempraktekkan pengetahuan barunya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tingkatan tahu mengapa (know why), dalam keadaan ini tentu cara pandang baru yang dimilikinya masih dibatasi oleh nilai-nilai dan visi lamanya, sehingga ia hanya mampu “melihat” permasalahan dengan menggunakan spirit (model mental) atau kerangka pikir yang lama.
- Proses aktualisasi kedewasaan diri, merupakan aktualisasi dari perubahan sikap atau cara pandang seseorang terhadap suatu permasalahan.
Proses olah kalbu manusia trjadi dalam dua tahap proses belajar yaitu:
a. proses perubahan model mental dan visi pribadinya, tahap ini merupakan tahap pemberian makna secara utuh dimana peta mental dan kognisis yang saat ini dimiliki telah dikombinasikan atau diintegrasikan dengan informasi atau pengetahuan baru yang diperolehnya, sehingga menghasilkan peta mental baru atau peta kognisi baru.
b. Proses penyesuaian paradigma, proes olah piker yamh dilengkapi oleh proses olah kalbu menyebabkan seseorang manusia berhasil memperbaharui paradigmanya, sehingga ia memilki cara pandang dan sekaligus cara berpikir yang sangat berbeda dari sebelumnya.
2. Pilar Belajar Organisasional Pilar belajar orgamnisasional pada hakekatnya berfungsi sebagai “tempat” untuk memfasilitasi masyarakat yang dewasa.
Konsep belajar organisaional, berdasarkan konsep siklus belajar ganda yaitu :
- Siklus organisasi pembelajar secara horizontal (olah piker organisasi = single loop learning), yang terjadi karena organisasi tersebut berhasil melakukan proses integrasi pengetahuan melalui mekanisme olah piker (kombinasi olah intelektual dan olah emosional)
- siklus organisasi pembelajar secara vertical (olah kalbu organisasi = double loop learning), yang terjadi karena organisasi tersebut berhasil melakukan integrasi intelektual emosional dan spiritual secara simultan, melalui mekanisme olah piker dan kalbu.
Yang berfungsi untuk mengintegrasikan, mengkombinasikan dan mensinerjikan pengetahuan hasil belajar organisasional. Jalur transformasi pengetahuan dibangun oleh lima disiplin beklajar yang dikembangkan oleh senge (1990), yaitu :
1. Disiplin personal mastery, disiplin yang antara lain menunjukkan kemampuan untuk senantiasa mengklarifikasi dan mendalami visi pribadi, memfokuskan energi, mengembangkan kesadaran, dan memandang realitas secara obyektif.
Kualitas disiplin personal mastery seseorang dicirikan oleh kuatnya disiplin-disiplin berikut :
a. Memilki kesadaran akan hakekat dirinya, sehingga mampu memahami diri sendiri secara mendalam.
b.Mampu melakukan penyelelarasan (alignment0 antara visi pribadinya dengan visi bersama sehingga memiliki keseimbangan antara visi pribadi dengan pemahaman yang mendalam terhadap kondisi organisasi.
2. Disiplin berbagi visi menggambarkan kemampuan organisasi dalam mengikat para anggotanya untuk secara bersama-sama mencapai sasaran yag disepakati.
Kualitas disiplin berbagi visi sebuah organisasi dicirikan oleh kuatnya disiplin-disiplin berikut :
Ø Mampu mencatat “gambar” yang diciptakan bersama, untuk kemudian diwujudkan sebagai visi bersama
Ø Kuatnya komitmen terhadap kebenaran dan tidak mudah putus asa ketika menghadapi tekanan maupun ketidak pastian akibat tuntutan perubahan.
Ø Memilki tingkat pemahaman yang baik tentang masa depan (visi) organisasi.
3. Disiplin model mental menggambarkan kemampuan para anggota organisasi untuk melakukan perenungan.
Kualitas disiplin model mental seseorang atau organisasi dicirikan oleh kuatnya disiplin-disiplin berikut :
Ø Para anggota organisasi memiliki kesamaan atau kesadaran akan pentingnya model mental bersama, sebagai landasan berpikir.
Ø Mampu membuka atau membahas asumsi-asumsi yang tersembunyi.
Ø Kuatnya pemahaman akan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang disepakati bersama.
Untuk lebih jelasnya download artikel pendukung dan artikel teknologi KM
No comments:
Post a Comment